Nabi Luth AS bersama Sulthonul Awliya RA.
Memang benar selama ini apa kata orang mukmin akan hari/malam jum'at adalah suatu waktu yang penuh keberkahan, bahkan Rosululloh SAW bersabda : “Sebaik- baik hari adalah hari Jum'at, karna pada hari itulah diciptakan Nabi Adam dan pada hari itu dia diturunkan ke bumi pada hari itu pula diterima taubatnya pada hari itu pula beliau diwafatkan dan pada hari itu pula terjadi Kiamat.
Para Awliya Allah pun meng-khususkan malam tersebut walaupun sesungguhnya ibadah mereka tidak terbatas antara jarak maupun waktu. Bersamaan itu dan tepat pada senja kamis/malam jum'at pula Sultonul Awliya (Abul Qurthuby) termenung seraya mengajukan Tawajjuh nya kepada sang Penguasa Jagat Raya ini dengan seuntai Tawajjuh Mahabbah :
"Ya Allah Ya Karim. limpahkan serta curahkanlah Shalawat Salam kami kepada kekasih tercinta-Mu Muhammad Cahaya Rosul Wa Sayyidir-Rosul Wa Khairil Anbiya. Karna Dengan-Nya Penyerahan dapat kau terima ,dan Dengan-Nya pula segala Pengembalian kau Hias kami, dan Dengan-Nya pula Dzikir kerinduan kau balas dengan Cinta-Mu, dan Dengan-Nya pula kau Lazimi kami dengan Sebutan-Mu, dan Dengan-Nya pula kau Kuras kami akan Rahmat-Mu, dan hanya Dia Cinta sejati-Mu yang dapat meresap dalam Noktah Terindah".
Dengan diiringi air mata, maka Tawajjuh beliau pun didengar Allah, lalu allah tidak ingin kesedihan terus melanda beliau. maka allah mengutus Rosul-Nya yaitu Nabiyulloh Luth AS tuk menghibur suasana hati beliau. Maha Suci Allah yang tlah menjadikan pertemuan indah tersebut & selaras dengan itu nampak oleh beberapa Jama'ah Ahli Wilayyah pertemuan Keduanya itu dengan berpeluk karna himpunan Anugrah, tenggelam dalam kesyahduan cinta Ilahi.
Terdengarlah suara penuh Kharisma : Hentikanlah rintihan rindu itu wahai Abul Qurthuby Wa Sayyidi Bany Yusfiyah, Rintihan tersebut membuat Getaran bagi kami ucap Nabi Luth AS. Seiring berhentinya kesedihan sulthon pun berkata : Maafkan jika Kerinduan ini tlah terdengar oleh penduduk langit. lalu Nabi Luth AS bertanya ada apakah gerangan sehingga Sulthon sedemikian rindunya, maka dijawab oleh sulthon, Maha Kuasa Allah yang menjadikan aku keadaan lemah dalam melihat keadaan Manusia zaman sekarang, namun yang membuat aku gembira adalah dengan memandang itu semua merupakan suatu Ketentuan Allah pula. lalu Nabi Luth pun mengelus bahu Sulthon seraya berkata Insya Allah Pemahan itu berdasarkan Cahaya Ilahi akan dirimu.
Nabi Luth AS pun berupaya menghibur dengan sebuah Do'a :
Para Awliya Allah pun meng-khususkan malam tersebut walaupun sesungguhnya ibadah mereka tidak terbatas antara jarak maupun waktu. Bersamaan itu dan tepat pada senja kamis/malam jum'at pula Sultonul Awliya (Abul Qurthuby) termenung seraya mengajukan Tawajjuh nya kepada sang Penguasa Jagat Raya ini dengan seuntai Tawajjuh Mahabbah :
"Ya Allah Ya Karim. limpahkan serta curahkanlah Shalawat Salam kami kepada kekasih tercinta-Mu Muhammad Cahaya Rosul Wa Sayyidir-Rosul Wa Khairil Anbiya. Karna Dengan-Nya Penyerahan dapat kau terima ,dan Dengan-Nya pula segala Pengembalian kau Hias kami, dan Dengan-Nya pula Dzikir kerinduan kau balas dengan Cinta-Mu, dan Dengan-Nya pula kau Lazimi kami dengan Sebutan-Mu, dan Dengan-Nya pula kau Kuras kami akan Rahmat-Mu, dan hanya Dia Cinta sejati-Mu yang dapat meresap dalam Noktah Terindah".
Dengan diiringi air mata, maka Tawajjuh beliau pun didengar Allah, lalu allah tidak ingin kesedihan terus melanda beliau. maka allah mengutus Rosul-Nya yaitu Nabiyulloh Luth AS tuk menghibur suasana hati beliau. Maha Suci Allah yang tlah menjadikan pertemuan indah tersebut & selaras dengan itu nampak oleh beberapa Jama'ah Ahli Wilayyah pertemuan Keduanya itu dengan berpeluk karna himpunan Anugrah, tenggelam dalam kesyahduan cinta Ilahi.
Terdengarlah suara penuh Kharisma : Hentikanlah rintihan rindu itu wahai Abul Qurthuby Wa Sayyidi Bany Yusfiyah, Rintihan tersebut membuat Getaran bagi kami ucap Nabi Luth AS. Seiring berhentinya kesedihan sulthon pun berkata : Maafkan jika Kerinduan ini tlah terdengar oleh penduduk langit. lalu Nabi Luth AS bertanya ada apakah gerangan sehingga Sulthon sedemikian rindunya, maka dijawab oleh sulthon, Maha Kuasa Allah yang menjadikan aku keadaan lemah dalam melihat keadaan Manusia zaman sekarang, namun yang membuat aku gembira adalah dengan memandang itu semua merupakan suatu Ketentuan Allah pula. lalu Nabi Luth pun mengelus bahu Sulthon seraya berkata Insya Allah Pemahan itu berdasarkan Cahaya Ilahi akan dirimu.
Nabi Luth AS pun berupaya menghibur dengan sebuah Do'a :
رَبِّ نَجِّنِيْ وَاَهْلِيْ مِمَّايَعْمَلُوْنَ
artinya : Ya Allah Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan. (QS.Asy-Syu'aro : 169)
Setelah Doa pun dipanjatkan lalu keduanya bersiap tuk berpisah. Sebelum berpisah tak lupa keduanya berpeluk tanda cinta karna allah.
سُبْحَنَ اللَّهِ وَ بِحَمْدِهِ سُبْحَنَ اللَّهِ اْلعَظِيْمِ
Hikmah : Wahai Umat yang terlampau jauh dalam kegelapan, sudahi dan kembalilah kepada pegangan yang kokoh, raihlah ke-Ridhoan Allah dalam sebenar benarnya taqwa dan tawbat. tambahlah niagamu dalam malam malam mubarok dan malam malam lainnya. Semoga dengan ini kita dapat mengambil I'tibar yang terbaik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar